10 Deretan puisi yang Populer saat ini
10 Deretan puisi yang Populer saat ini
Indahmu
Bagai Purnama
Wanita disana
Indah rupawan penuh pesona
Berkerudung abu abu
Bagai purnama yang menyinari malamkau
Bahagia ku rasa..
Saat ku lihat kau tersenyum ceria
Walau hanya sekejap mata
Tetapi bagiku itu sangatlah berharga
Tetaplah disitu
Terangi hatiku
Tetaplah menjadi purnama
Yang selalu menyinari indahnya
Malam yang kupunya
Hadirmu
Bila kehadiran embun menyejukan
Suasana pagi
Tentu hadirmu menyejukan suasana hati
Bila sang mentari hadir menyinari bumi
Tentu kaulah yang selalu hadir
Menyinari hati ini
Kau bagaikan udara
Jika kau tiada mungkin semua rasapun
Akan binasa
Cantikmu bagai purnama
Yang menyinari senja walau hanya sementara
Dan aku akan tetap menjadi sang pujangga
Menjaga cinta agar terus tumbuh bersahaja
Kekasih
di Bulan Penuh Rindu
Wanita cantik disana
Indah rupawan penuh pesona
Berwajah jelita, berakhlak mulia
Sungguh..
Kaulah permata dunia
Ku bahagia bila kau menatapku
Ku rindu bila semalam tak bertemu
Senyummu bagai rembulan
Bersinar terang di bulan ramadhan
Wahai kekasihku
Tetaplah bersamaku
Karena ku akan selalu menemanimu
Menantimu di malam bulan penuh rindu
Memeluk
Bayangmu
Kutatap kau sedari kubisa
Kupandang kau karna ku suka
Kucoba meyakinkan langkahku
Seketika ku ragu, ku ragu tak bisa menggenggam mu
Ku takut untuk memikirkanmu
Kupelankan langkah, kupejamkan mata
Terasa, terasa sakit, meski itu tak terluka
Kubayangkan diriku berjalan mundur
Perlahan-lahan menjauhimu
Ingin rasanya tangan ini menggapaimu
Merasakan hangatnya tanganmu
Merasakan detak jantungmu
Namun ku tak bisa
Anganku berbisik, hatiku berkata, indahnya memeluk
bayangmu
Surat
yang Tak Tersampaikan
Surat itu tersirat bagaikan debu
Yang tak dapat kulampiaskan satu persatu
Namun ku coba untuk menghampirimu
Agar kau tahu betapa pentingnya waktu
Setelah lamanya bulan berlalu
Kau pun membaca surat itu
Hingga kau tahu sekian lama surat itu menunggu
Menunggu balasan surat darimu
Elegi
sukma
Kuseduh kopi dari tetesan embun
Lalu menikmati terbitnya matahari
Seperti pagi yang biasa
Kau dan aku bertukar tatap mata
Kau seduh secangkir teh dari guguran dedaunan hijau
Yang kunikmati harumnya
Seperti siang yang biasa
Kau dan aku bertukar senyum
Percakapan kita adalah diam yang nyata
Sukma yang saling hampir menghampiri
Sebab tubuh selalu terkungkung ilusi
Dan kalimat hanyalah delusi juga halusinasi
Elegi ini kutulis untukmu
Diam-diam kutitipkan pada angin
Yang bersembunyi dibalik senja keemasan
Secangkir kopiku, secangkir tehmu
Bertemu di meja itu
Seperti malam yang biasa
Kau dan aku mengigaukan nama kita
Sebatas
angan
Teruntuk kamu yang ku kagumi
Entah bagaimana rasa ini harus terungkap
Semua hanya berkecamuk dalam hati
Tanpa mau keluar dalam gelap
Aku mampu berkata namun hanya dalam sunyi
Sebenarnya aku tak mau berharap
Terlalu sakit jika hanya aku yang menginginkanmu
Saat ku tahu benar kau takkan pernah sadari
Teruntuk kamu yang menjadi doaku di malam hari
Entah bagaimana aku harus bertindak
Bak hujan yang datang dengan kilat
Tiba tiba mengingat harap padamu membuatku sesak
Aku mampu menyembunyikan rasa
Namun tak untuk selamanya
Kelak, jika tuhan berkehendak
Kau akan tau alasanku masih tetap berpijak
Sebuah
rasa
Kau jauh
Ku tau itu
Kau ku butuh
Kau tak tahu itu
Kucoba berhenti berpangku
Menghapus kau dalam benakku
Mulai berteman dengan waktu
Dan menunggumu hadir, walau tak benar ada dihadapku
Namun ku tak mau terbelenggu
Mungkin ini hanya egoku
Menginginkanmu ada disisiku
Tanpa mau mengerti jarak dan waktu
Asal kau tau
Tak pernah aku menyangka
Hatiku kini kian berbeda
Terhadapmu
Aku tak tau apa
Mungkin kau merasakannya ?
Atau mungkin tidak
Itu terserah padamu
Hanya saja
Kini aku nyaman bersamamu
Bersama jarak pemisah
Antara harapku dan anganmu
Cinta
Kau tak tampak tapi dimengerti
Kau susah tuk sebuah arti
Tapi sungguh indah tuk diresapi
Bahagia karenamu
Selamanya bersamamu
Nyaman denganmu
Karenamu aku semangat
Karenamu aku giat
Karenamu aku kuat cinta denganmu aku bahagia
Pertemuan
Sementara
Saat dahulu kita menjalin cinta
Kau selalu buatku bahagia
Tak pernahku merasa terluka
Karena ku tau, kau inginkan ku selalu bahagia
Namun..
Saat takdir memisahkan kita
Ku coba tuk menerima, walau hati terluka
Mengapa harus kita yang tersiksa
Mengapa cinta ini tak bisa tetap bersama
Apakah pertemuan ini hanyalah sementara
Apakah pertemuan ini hanya untuk
Mengajariku arti ikhlas yang sesungguhnya
Komentar
Posting Komentar